Cimori

D sebuah pagi yang cerah sebelum menuju ke Surabaya, tepatnya di Kawasan Pasuruan, aku memutuskan untuk mengajak anak-anak, Fatimah dan Muhammad, melakukan perjalanan ke Wisata Cimori yang terletak di Pasuruan. Selama ini, mereka sering mendengar tentang Cimori hanyalah minuman susu manis. Padahal disana juga terdapat wahana wisata yang menurutku bisa membuat anak-anak senang. Setelah kuceritakan nampaknya anak-anak dengan semangat yang menggebu ingin segera melihat Cimori sesungguhnya.

Perjalanan dimulai dengan ceria. Di sepanjang jalan, Fatimah dan Muhammad melompat-lompat di kursi belakang, bernyanyi-nyanyi dan bercerita tentang hal-hal yang mereka harapkan bisa mereka lakukan di Cimori. Mereka sangat antusias mendengar tentang flying fox dan wahana permainan lainnya yang ada di sana.

Setelah menempuh perjalanan sekitar setengah jam, akhirnya kami tiba di Wisata Cimori. Dari kejauhan, terlihat pemandangan hijau nan segar, pepohonan tinggi, dan udara yang sejuk. “Wow, bagus sekali!” teriak anak-anakku dengan mata berbinar. Pak Jo sang sopir pun tak mau kalah, “Ayo kita cepat masuk!”

Sesampainya di dalam, kami langsung disambut dengan nuansa alam yang asri. Aku mengajak anak-anak untuk menjelajahi berbagai wahana yang ada di sana. pertama kali masuk dengan tiket 20 ribu per orang, kami langsung dibawa ke sebuah musium tentang seluk beluk pembuatan susu dan minuman Cimori.

Setelah dari musium, kami melanjutkan ke area permainan. Sepanjang perjalanan kami disuguhkan berbagai macam hewan. Ada burung, hewan dan tentu saja sapi perah yang kebetulan aku dan suami mencoba memerah sapi yang ada disana. Dengan dipandu tim dari sana kami di edukasi bagaimana memerah sapi yang baik dan benar. Serta kami diceritakan bahwa setiap hari disini bisa menghasilkan susu perah banyak.

Sesudah itu, kami berjalan-jalan di sekitar taman, menikmati indahnya bunga-bunga yang mekar dan memandangi berbagai jenis hewan yang ada di kebun binatang kecil. “Lihat, By! Itu ada kelinci!” seru Fatimah sambil berlari menuju kandang kelinci. Muhammad juga tak sabar ingin memberi makan kelinci-kelinci lucu itu.

Waktu semakin siang, kami mencari tempat untuk bersantai dan menikmati camilan makanan. Aku dan suami memboyong anak-anak ke kafe yang ada di area wisata. Kami awalnya memilih makanan ringan seperti pisang goreng dan minuman segar. Namun ternyata anak-anak ingin makan berat seperti nasi goreng dll. Harga juga pun juga sedikit mencengangkan, maklum mungkin tempat wisata, jadi air mineral tanggung saja bisa seharga 15 ribu.

Setelah puas berkeliling dan bermain, kami memutuskan untuk segera out, karena jadwal control anak sudah menanti di Surabaya. Dalam perjalanan ke Surabaya, Fatimah dan Muhamad tertidur lelap karena kelelahan, tetapi senyum di wajah mereka menunjukkan betapa senangnya mereka hari itu. Suamiku pun tersenyum melihat anak-anak yang bahagia.

Petualangan ke Wisata Cimori Pasuruan itu menjadi salah satu pengalaman indah, dan suamiku berjanji akan membawa kembali ke sana lagi suatu hari nanti dengan yang lebih lengkap bawa semua anak-anak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *