Ini cerita masa kini, masa kemarin dan masa depan, lalu mana ceritamu? Yup semua orang punya cerita, punya harapan, punya angan-angan. Ceritaku mungkin berbeda dengan ceritamu. Cerita itu seperti tiupan angin. Semakin besar tiupannya, akan semakin menglegar ceritanya.
Cerita itu juga seperti sejarah. Sejarah pun sepertinya juga dari cerita. Tidak ada sejarah kalau tidak diceritakan. Seperti siklus rantai makanan yang simbiosis mutualisme, yang saling membutuhkan dan menguntungkan.

Cerita kemarin mungkin akan menjadi sejarah. Mungkin pula akan menjadi doa. Bahwa tak kusangka kemarin aku dapat surpraise oleh santri-santri putri serta anak-anakku sebuah kue yang bertuliskan “ambal warso amy”. Tak ada yang ku ucapkan kecuali maturnuwun dan terima kasih atas hadiah kuenya.
Ku harus sadar ini bukan happy, tapi musibah. Sebab bagiku umur itu kian hari kian berkurang. Itu artinya tugasku menghirup udara dunia stoknya juga semakin menipis.
Akhirnya aku berkhusnudhon bahwa acara yang dipandegani santri dan anak-anakku kemarin telah mengingatkanku akan syukur dan nikmat yang masih diberi amanah untuk hidup dengan harapan dapat bermanfaat untuk sesama. Amien




